Selasa, 16 Oktober 2012

Berawal dari Facebook

Diposting oleh Winda Setyareni Pratama di 00.17
            Berawal dari Facebook

Ponsel merah milik Riska berdering menandakan ada panggilan  masuk, saat itu jam dinding tepat menunjukkan pukul 5 sore. Buru-buru Riska menyambar ponselnya dan langsung  mengangkat telepon yang ternyata dari salah satu sahabatnya Aulia.
“Halo Ris, ntar malam lo ada acara gak ?” Tanya Aulia dengan nada antusias.
“hem,gada deh, kenapa emangnya ?” Tanya Riska. 
“Hem, ntar malam kita nge-float yuk !  sekalian si Fita mau kenalin pacar barunya ke kita !” ajak Aulia pada Riska dengan nada sedikit menggebu-gebu.  
“astaga !! gue lupa, malam ini gue musti antarin nyokap buat check up ke dokter, sorry ya Li !” terang Riska pada sahabatnya itu.
“hem,yah kok gitu sih ? ya udah deh gapapa , GWS yah buat nyokap lo Ris !, salam buat bonyok lo !” balas Aulia dengan nada agak kecewa. 

Berbeda dengan malam-malam minggu sebelumnya, malam itu Riska tidak bermalam minggu bersama  para sahabatnya. Riska mengurungkan niatnya  untuk bermalam minggu bersama para sahabatnya  dengan alasan harus menemani ibunya ke rumah sakit,padahal ibunya sehat-sehat saja, semua itu hanyalah alasan belaka dikarenakan Riska merasa tidak nyaman dengan sahabat-sahabatnya  yang telah mempunyai pacar, Ia merasa tersisihkan dan malu karena sampai detik ini ia masih setia dengan status jomblo.
“Daripada malam ini gue  nge-galau ga jelas, mending gue online deh” gumam Riska dalam hati. Salah satu kegemaran Riska adalah online,khususnya online FB,jejaring social yang saat itu sedang ngetren-ngetrenya di kalangan para ABG. Ia pun beranjak untuk membaca 3 pesan baru. 3 pesan baru itu berasal dari 2 teman lama Riska ketika SD yang menanyakan kabarnya dan seorang lagi adalah cowok asing dengan username “Rhadit Cayank MamaPapa ingin dimengerti”  dan mengajak Riska berkenalan.
“ Halo cantik, boleh kenalan ga ? gue Radit anak STM, Lo Riska anak Smansa itukan ?” Tanya si cowok asing itu
Riska  membalas pesan cowok asing itu
“hallo, iya gue Riska, lo tau darimana gue anak Smansa??”
Sejak saat itulah mereka sering berkirim-kiriman pesan via FB dan akhirnya mereka sepakat untuk bertemu di café depan SMAN 1, sekolah Riska.
          Malam itu benar-benar malam yang sangat membahagiakan baginya, besok sepulang sekolah, Ia akan bertemu dengan cowok asing yang ia kenal dari FB.  Baru kali ini Riska menerima tawaran ketemuan dengan cowok asing yang belum ia kenal.
***

          Lonceng panjang pun berbunyi menandakan jam pelajaran telah usai.

“Woi Ris, buru-buru amat, kenapa lo ? kebelet pipis ya ? “ Tanya Aulia teman sebangku Riska setengah meledek.
“enak aja, gue ada janji tau ! makanya gue buru-buru gini !” timpal Riska dengan wajah memerah
“janji ? sama siapa ? sama nyokap lo lagi ?” Tanya Aulia dengan penuh selidik
“bukan lah :p , gue mau ketemuan sama someone special,haha ” jawab Riska sambil memakai ransel birunya  dan langsung minggat dari kelas X.6 meninggalkan Aulia yang sepertinya masih ingin melontarkan beberapa pertanyaan padanya.

Setelah tiba di café tepat depan sekolahnya, bola matanya mulai bergerak liar dan akhirnya bola matanya terhenti pada sesosok pria  yang menggunakan seragam abu-abu dengan jaket merah yang sedang menikmati  jus Alpukat.
“tidak salah lagi itu Radit !” seru Riska dalam hati sambil berjalan menghampiri cowok itu.
“lo Radit kan ? udah lama disini ?” Tanya Riska
“ga kok, oh iya, ada yang mau gue omongin sama lo” jawab Radit
“ngomong apa ?” tanya Riska dengan wajah penasarannya
 “lo mau ga jadi pacar gue ? gue sayang banget sama lo” kata Radit
“what ?? hem gimana ya, kita kan baru kenal, gue gabisa jawab sekarang, kasih gue waktu buat  mikir ” jawab Riska
“ oke gue tunggu jawaban lo ntar malam” sambung Radit pada Riska dengan wajah sangat berharap
Riska pun berpamitan pulang pada Radit dengan alasan takut orang rumah mengkhawatirkannya.
***
Malam harinya Radit memberanikan diri untuk menelpon Riska untuk meminta jawaban di siang itu. Tanpa pikir panjang, Riska langsung menerima Radit sebagai kekasihnya . “yes, mulai malam ini temen-temen gue gabakalan manggil gue jones lagi ! hahahaha” gumam Riska dalam hati sambil cekekikan sendiri di dalam kamarnya.
Tidak terasa sudah 2 minggu Riska berpacaran bersama Radit, kedua sahabat-sahabatnya telah mengetahui tentang hal itu, dan Riska meminta kepada para sahabatnya agar tidak membeberkan hal ini pada orang tua dan kakaknya. Sahabat-sahabatnya pun berjanji tidak akan melakukan hal itu. Namun memang sungguh malang nasib Riska, ketika teman dari Kakaknya yaitu Edo dan Ricky datang ke rumah mereka, Ricky kecoplosan mengatakan pada Ian bahwa adiknya itu sedang berpacaran dengan Radit teman sekelas bahkan sebangkunya di STM, mendengar ucapan itu, Ian seketika naik pitam dan langsung memanggil Riska dengan suara lantang dan sangat geram. Riska yang baru  saja terbangun dari tidur siangnya sangat terkejut mendengar teriakan kakaknya itu dan langsung menemui kakaknya itu dengan sangat penasaran.
“ada apa kak ? kok pake teriak-teriak segala sih ? berisik tau !” Tanya Riska dengan nama penuh selidik
“eh jangan belagak gatau lo ! jawab jujur pertanyaan gue ! apa benar lo pacaran sama Radit anak STM  itu ? Tanya Ian dengan nada yang semakin meninggi
“sabar An, kan bisa diomongin baik-baik, kasian tau Riska lo gituin !” bujuk Edo pada Ian
“ga usah ikut campur ! ini bukan urusan lo !” jawab Ian sambil menatap Edo dengan wajah bengis
“Kak Ian tenang dulu, gue bisa jelasin semuanya ke kakak, gue emang pacaran sama Radit kak, tapi gue berani sumpah, selama pacaran gue sama dia gapernah ngapa-ngapain kak, ketemu aja baru 2x itu aja ketemuannya bareng-bareng sahabat-sahabat gue kak, kakak percaya kan ? ” jelas Riska pada kakaknya dengan tangan gemetaran
“Ian !! kamu apakan Riska ?” Tanya Ayah pada Ian
“ini Yah, anak Ayah sudah berani melanggar peraturan yang Ayah buat ! udah berani pacaran ! dan Ayah tau ? Dia pacaran sama temanku sendiri ! teman yang kebusukannya sudah aku tau ! Dia itu cowok brengsek !!! “ terang Ian pada Ayahnya yang semakin memojokkan Riska
Karena Ayahnya sudah terlanjur kecewa pada anak gadisnya itu, Ayahnya pun  memutuskan untuk menyita ponsel milik Riska dan melarang Riska keluar rumah untuk beberapa hari ini termasuk untuk bersekolah. Riska pasrah pada keputusan Ayahnya itu karena itulah konsekuensi yang harus Ia tanggung akibat perbuatannya sendiri. Seharian itu Riska hanya mengurung diri di dalam kamar dan terus saja menangis dan menangis, apalagi setelah Ia tahu, Ian mencari Radit dan ingin melabraknya karena berani memacari Adiknya. Sejak saat itu komunikasi antara Riska dan Radit terputus, dan secara sepihak mereka resmi putus atas permintaan dari Ian.
Esok harinya Riska tidak berangkat ke sekolah seperti biasanya. Riska memutuskan untuk kabur dan tujuan utama Riska pada saat itu adalah rumah salah satu sahabatnya Aulia yang terletak di SP 2, Riska memilih rumah itu, karena kakak dan orang tuanya tidak mengetahui  lokasi rumah Aulia. Saat itu masih pukul 9 pagi, masih jam sekolah, tentu saja Aulia masih sedang berada di sekolah. Sesampainya di rumah Aulia, ibunya Aulia kebingungan melihat Riska, mengapa pada jam sekolah seperti ini Riska bertamu.
Sepulang sekolah Aulia tertegun melihat yang sedang duduk di sofa itu adalah Riska .
“Astaga Ris, kenapa lo bisa disini ? tadi di sekolah kakak lo nyariin lo dan marahin gue abis-abisan ! kakak lo curiga gue sama Fita yang nyembunyiin lo ! dan sekarang lo ada di rumah gue ! ” kata Aulia  dengan nada sangat ketakutan
“Lia, gue mohon banget sama lo, jangan kasih tau kakak gue kalo gue ada disini ! gue gamau pulang !” pinta Riska dengan nada memelas dan mata berkaca-kaca
“gabisa Ris ! lo musti pulang ! lo gabisa  terus-terusan di rumah gue, gue takut banget sama kakak lo ! gue suruh Toshimichi ngumpul disini dan kita bicarain semuanya baik-baik” balas Lisa
Aulia lalu mengirim sms kepada Fita
“Fit ! ke rumah gue sekarang ! Riska ada di rumah gue !!! Penting”
          Saat itu seluruh anggota keluarga  Riska sangat panik, mereka menggegam ponsel masing-masing dan menghubungi sanak saudara dan teman-teman sekolah Riska yang kemungkinan tahu keberadaan Riska saat ini, dan begitu terkejutnya mereka ketika melihat Riska masuk ke dalam rumah  bersama para sahabatnya itu, Ian yang melihat mereka dengan tatapan berang . Pasalnya saat Ian menghubungi Aulia dan Fita tak satupun mereka dari yang mengatakan bahwa Riska sedang bersama mereka. Nyaris saja Ian menampar Aulia, orang yang dianggapnya paling bermuka dua dalam hal ini, untungnya Ayahnya cepat bertindak.
Spontan seluruh anggota keluarga Riska dan para sahabatnya membicarakan masalah itu dengan kepala dingin. Riska sama sekali tidak berani mengeluarkan sepatah katapun, matanya berkaca-kaca. Aulia memberanikan diri untuk mengangkat bicara dan menjelaskan semuanya. Ibunya pun mengangkat bicara,
“nak, ibu bukannya melarang kamu pacaran, atau dekat sama cowok manapun, ibu cuma takut satu-satunya anak gadis ibu rusak karena perbuatan laki-laki tidak bertanggungjawab seperti mantan kamu itu !, maaf jika selama ini ibu dan ayah terlalu tegas padamu” jelas ibu dengan nada setengah terisak .
Saat itu juga ruangan itu dipenuhi oleh tetesan  air mata oleh belasan pasang mata termasuk Ian dan Ayahnya.
“Maafin Riska bu,Yah, Kak , kalian gak salah , Riska yang salah udah melanggar peraturan yang kalian buat, Riska benar-benar menyesal, Riska minta maaf” jelas Riska sambil merangkul Ibu,Ayah dan kakaknya itu .
“Riska janji ga bakalan pacaran lagi,Riska janji kalau ada masalah lagi ga akan kabur lagi” sambung Riska .
“Jangan membuat janji yang belum tentu bisa kamu tepati nak, mulai sekarang Ayah kasih kebebasan padamu untuk berpacaran, bagaimanapun Ayah dan Ibu kan pernah muda juga, tapi ingat, cari pacar musti anak baik-baik, dan jangan lupa kenalin ke Ayah dan Ibu terutama ke kakak kamu itu, biar dia bisa menilai dia anak baik-baik apa bukan” Kata Ayah dengan wajah tersenyum dan membuat penghuni ruangan itu yang semula menangis, kini semua tertawa terbahak-bahak oleh ucapan Ayah Riska.
“Ia Yah, Riska janji, makasih Yah ” kata Riska dengan nada penuh percaya diri.
          Sejak saat itu, seluruh anggota keluarga Riska menjadi lebih perhatian pada Riska, terutama Ian yang selalu menawari mengantar adiknya jika ingin keluar rumah dan membelikan apapun yang Riska butuhkan. Sejak saaat itu keluarga mereka menjadi sangat harmonis, tidak ada hal yang disembunyikan dan apabila ada masalah akan dibicarakan baik-baik. 


Cerpen ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dari teman saya : Rizka Fauziah Yusuf dengan sedikit penambahan unsur fiktif belaka. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama,tempat dan lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Welcome to my BLOG :) Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei