Berawal
dari Facebook
Ponsel merah milik Riska berdering menandakan ada
panggilan masuk, saat itu jam dinding
tepat menunjukkan pukul 5 sore. Buru-buru Riska menyambar ponselnya dan
langsung mengangkat telepon yang
ternyata dari salah satu sahabatnya Aulia.
“Halo Ris, ntar malam lo ada acara gak
?” Tanya Aulia dengan nada antusias.
“hem,gada deh, kenapa emangnya ?” Tanya
Riska.
“Hem, ntar malam kita nge-float yuk
! sekalian si Fita mau kenalin pacar
barunya ke kita !” ajak Aulia pada Riska dengan nada sedikit menggebu-gebu.
“astaga !! gue lupa, malam ini gue
musti antarin nyokap buat check up ke dokter, sorry ya Li !” terang Riska pada
sahabatnya itu.
“hem,yah kok gitu sih ? ya udah deh
gapapa , GWS yah buat nyokap lo Ris !, salam buat bonyok lo !” balas Aulia
dengan nada agak kecewa.
Berbeda dengan malam-malam minggu sebelumnya, malam itu
Riska tidak bermalam minggu bersama para
sahabatnya. Riska mengurungkan niatnya untuk
bermalam minggu bersama para sahabatnya dengan alasan harus menemani ibunya ke rumah
sakit,padahal ibunya sehat-sehat saja, semua itu hanyalah alasan belaka dikarenakan
Riska merasa tidak nyaman dengan sahabat-sahabatnya yang telah mempunyai pacar, Ia merasa
tersisihkan dan malu karena sampai detik ini ia masih setia dengan status
jomblo.
“Daripada malam ini gue
nge-galau ga jelas, mending gue online deh” gumam Riska dalam hati. Salah
satu kegemaran Riska adalah online,khususnya online FB,jejaring social yang
saat itu sedang ngetren-ngetrenya di kalangan para ABG. Ia pun beranjak untuk
membaca 3 pesan baru. 3 pesan baru itu berasal dari 2 teman lama Riska ketika
SD yang menanyakan kabarnya dan seorang lagi adalah cowok asing dengan username
“Rhadit Cayank MamaPapa ingin dimengerti”
dan mengajak Riska berkenalan.
“
Halo cantik, boleh kenalan ga ? gue Radit anak STM, Lo Riska anak Smansa itukan
?” Tanya si cowok asing itu
Riska membalas pesan
cowok asing itu
“hallo, iya gue Riska, lo tau darimana
gue anak Smansa??”
Sejak
saat itulah mereka sering berkirim-kiriman pesan via FB dan akhirnya mereka
sepakat untuk bertemu di café depan SMAN 1, sekolah Riska.
Malam itu benar-benar malam yang
sangat membahagiakan baginya, besok sepulang sekolah, Ia akan bertemu dengan
cowok asing yang ia kenal dari FB. Baru
kali ini Riska menerima tawaran ketemuan dengan cowok asing yang belum ia
kenal.
***
Lonceng
panjang pun berbunyi menandakan jam pelajaran telah usai.
“Woi Ris, buru-buru amat, kenapa lo ?
kebelet pipis ya ? “ Tanya Aulia teman sebangku Riska setengah meledek.
“enak aja, gue ada janji tau ! makanya
gue buru-buru gini !” timpal Riska dengan wajah memerah
“janji ? sama siapa ? sama nyokap lo
lagi ?” Tanya Aulia dengan penuh selidik
“bukan lah :p , gue mau ketemuan sama
someone special,haha ” jawab Riska sambil memakai ransel birunya dan langsung minggat dari kelas X.6
meninggalkan Aulia yang sepertinya masih ingin melontarkan beberapa pertanyaan
padanya.
Setelah tiba di café tepat depan sekolahnya, bola matanya
mulai bergerak liar dan akhirnya bola matanya terhenti pada sesosok pria yang menggunakan seragam abu-abu dengan jaket
merah yang sedang menikmati jus Alpukat.
“tidak salah lagi itu Radit !” seru
Riska dalam hati sambil berjalan menghampiri cowok itu.
“lo Radit kan ? udah lama disini ?”
Tanya Riska
“ga kok, oh iya, ada yang mau gue
omongin sama lo” jawab Radit
“ngomong apa ?” tanya Riska dengan
wajah penasarannya
“lo
mau ga jadi pacar gue ? gue sayang banget sama lo” kata Radit
“what ?? hem gimana ya, kita kan baru
kenal, gue gabisa jawab sekarang, kasih gue waktu buat mikir ” jawab Riska
“ oke gue tunggu jawaban lo ntar malam”
sambung Radit pada Riska dengan wajah sangat berharap
Riska
pun berpamitan pulang pada Radit dengan alasan takut orang rumah
mengkhawatirkannya.
***
Malam harinya Radit memberanikan diri untuk menelpon Riska
untuk meminta jawaban di siang itu. Tanpa pikir panjang, Riska langsung
menerima Radit sebagai kekasihnya . “yes, mulai malam ini temen-temen gue
gabakalan manggil gue jones lagi ! hahahaha” gumam Riska dalam hati sambil
cekekikan sendiri di dalam kamarnya.
Tidak terasa sudah 2 minggu Riska berpacaran bersama Radit, kedua
sahabat-sahabatnya telah mengetahui tentang hal itu, dan Riska meminta kepada
para sahabatnya agar tidak membeberkan hal ini pada orang tua dan kakaknya.
Sahabat-sahabatnya pun berjanji tidak akan melakukan hal itu. Namun memang
sungguh malang nasib Riska, ketika teman dari Kakaknya yaitu Edo dan Ricky
datang ke rumah mereka, Ricky kecoplosan mengatakan pada Ian bahwa adiknya itu
sedang berpacaran dengan Radit teman sekelas bahkan sebangkunya di STM,
mendengar ucapan itu, Ian seketika naik pitam dan langsung memanggil Riska
dengan suara lantang dan sangat geram. Riska yang baru saja terbangun dari tidur siangnya sangat
terkejut mendengar teriakan kakaknya itu dan langsung menemui kakaknya itu
dengan sangat penasaran.
“ada apa kak ? kok pake teriak-teriak segala
sih ? berisik tau !” Tanya Riska dengan nama penuh selidik
“eh jangan belagak gatau lo ! jawab
jujur pertanyaan gue ! apa benar lo pacaran sama Radit anak STM itu ? Tanya Ian dengan nada yang semakin
meninggi
“sabar An, kan bisa diomongin
baik-baik, kasian tau Riska lo gituin !” bujuk Edo pada Ian
“ga usah ikut campur ! ini bukan urusan
lo !” jawab Ian sambil menatap Edo dengan wajah bengis
“Kak
Ian tenang dulu, gue bisa jelasin semuanya ke kakak, gue emang pacaran sama
Radit kak, tapi gue berani sumpah, selama pacaran gue sama dia gapernah
ngapa-ngapain kak, ketemu aja baru 2x itu aja ketemuannya bareng-bareng
sahabat-sahabat gue kak, kakak percaya kan ? ” jelas Riska pada kakaknya dengan
tangan gemetaran
“Ian
!! kamu apakan Riska ?” Tanya Ayah pada Ian
“ini
Yah, anak Ayah sudah berani melanggar peraturan yang Ayah buat ! udah berani
pacaran ! dan Ayah tau ? Dia pacaran sama temanku sendiri ! teman yang
kebusukannya sudah aku tau ! Dia itu cowok brengsek !!! “ terang Ian pada
Ayahnya yang semakin memojokkan Riska
Karena Ayahnya sudah terlanjur kecewa pada anak gadisnya
itu, Ayahnya pun memutuskan untuk
menyita ponsel milik Riska dan melarang Riska keluar rumah untuk beberapa hari
ini termasuk untuk bersekolah. Riska pasrah pada keputusan Ayahnya itu karena
itulah konsekuensi yang harus Ia tanggung akibat perbuatannya sendiri. Seharian
itu Riska hanya mengurung diri di dalam kamar dan terus saja menangis dan
menangis, apalagi setelah Ia tahu, Ian mencari Radit dan ingin melabraknya
karena berani memacari Adiknya. Sejak saat itu komunikasi antara Riska dan
Radit terputus, dan secara sepihak mereka resmi putus atas permintaan dari Ian.
Esok harinya Riska tidak berangkat ke sekolah seperti biasanya.
Riska memutuskan untuk kabur dan tujuan utama Riska pada saat itu adalah rumah
salah satu sahabatnya Aulia yang terletak di SP 2, Riska memilih rumah itu,
karena kakak dan orang tuanya tidak mengetahui
lokasi rumah Aulia. Saat itu masih pukul 9 pagi, masih jam sekolah,
tentu saja Aulia masih sedang berada di sekolah. Sesampainya di rumah Aulia,
ibunya Aulia kebingungan melihat Riska, mengapa pada jam sekolah seperti ini
Riska bertamu.
Sepulang
sekolah Aulia tertegun melihat yang sedang duduk di sofa itu adalah Riska .
“Astaga Ris, kenapa lo bisa disini ?
tadi di sekolah kakak lo nyariin lo dan marahin gue abis-abisan ! kakak lo
curiga gue sama Fita yang nyembunyiin lo ! dan sekarang lo ada di rumah gue ! ”
kata Aulia dengan nada sangat ketakutan
“Lia, gue mohon banget sama lo, jangan
kasih tau kakak gue kalo gue ada disini ! gue gamau pulang !” pinta Riska
dengan nada memelas dan mata berkaca-kaca
“gabisa Ris ! lo musti pulang ! lo
gabisa terus-terusan di rumah gue, gue
takut banget sama kakak lo ! gue suruh Toshimichi ngumpul disini dan kita
bicarain semuanya baik-baik” balas Lisa
Aulia
lalu mengirim sms kepada Fita
“Fit ! ke rumah gue sekarang ! Riska
ada di rumah gue !!! Penting”
Saat itu seluruh anggota keluarga Riska sangat panik, mereka menggegam ponsel
masing-masing dan menghubungi sanak saudara dan teman-teman sekolah Riska yang
kemungkinan tahu keberadaan Riska saat ini, dan begitu terkejutnya mereka
ketika melihat Riska masuk ke dalam rumah
bersama para sahabatnya itu, Ian yang melihat mereka dengan tatapan berang
. Pasalnya saat Ian menghubungi Aulia dan Fita tak satupun mereka dari yang
mengatakan bahwa Riska sedang bersama mereka. Nyaris saja Ian menampar Aulia,
orang yang dianggapnya paling bermuka dua dalam hal ini, untungnya Ayahnya
cepat bertindak.
Spontan seluruh anggota keluarga Riska dan para sahabatnya membicarakan
masalah itu dengan kepala dingin. Riska sama sekali tidak berani mengeluarkan
sepatah katapun, matanya berkaca-kaca. Aulia memberanikan diri untuk mengangkat
bicara dan menjelaskan semuanya. Ibunya pun mengangkat bicara,
“nak,
ibu bukannya melarang kamu pacaran, atau dekat sama cowok manapun, ibu cuma
takut satu-satunya anak gadis ibu rusak karena perbuatan laki-laki tidak
bertanggungjawab seperti mantan kamu itu !, maaf jika selama ini ibu dan ayah
terlalu tegas padamu” jelas ibu dengan nada setengah terisak .
Saat
itu juga ruangan itu dipenuhi oleh tetesan
air mata oleh belasan pasang mata termasuk Ian dan Ayahnya.
“Maafin Riska bu,Yah, Kak , kalian gak
salah , Riska yang salah udah melanggar peraturan yang kalian buat, Riska
benar-benar menyesal, Riska minta maaf” jelas Riska sambil merangkul Ibu,Ayah
dan kakaknya itu .
“Riska janji ga bakalan pacaran
lagi,Riska janji kalau ada masalah lagi ga akan kabur lagi” sambung Riska .
“Jangan
membuat janji yang belum tentu bisa kamu tepati nak, mulai sekarang Ayah kasih
kebebasan padamu untuk berpacaran, bagaimanapun Ayah dan Ibu kan pernah muda
juga, tapi ingat, cari pacar musti anak baik-baik, dan jangan lupa kenalin ke
Ayah dan Ibu terutama ke kakak kamu itu, biar dia bisa menilai dia anak
baik-baik apa bukan” Kata Ayah dengan wajah tersenyum dan membuat penghuni
ruangan itu yang semula menangis, kini semua tertawa terbahak-bahak oleh ucapan
Ayah Riska.
“Ia
Yah, Riska janji, makasih Yah ” kata Riska dengan nada penuh percaya diri.
Sejak saat itu, seluruh anggota
keluarga Riska menjadi lebih perhatian pada Riska, terutama Ian yang selalu
menawari mengantar adiknya jika ingin keluar rumah dan membelikan apapun yang
Riska butuhkan. Sejak saaat itu keluarga mereka menjadi sangat harmonis, tidak
ada hal yang disembunyikan dan apabila ada masalah akan dibicarakan baik-baik.
Cerpen ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dari teman saya : Rizka Fauziah Yusuf dengan sedikit penambahan unsur fiktif belaka. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama,tempat dan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar